Regimen Cisplatin (40 mg/m²) pada concurrent chemoradiotherapy (CCRT) telah menjadi rekomendasi utama dalam pengobatan kanker serviks tahap lanjut karena efektivitasnya yang tinggi dalam meningkatkan OS (overall survival) dan mengurangi risiko kekambuhan lokal. Indikasi CCRT mencakup kanker serviks stadium IIB hingga IVA, serta beberapa kasus stadium IB2 dan IIA dengan tumor besar atau metastasis kelenjar getah bening. Kemoterapi cisplatin diberikan dengan dosis 40 mg/m² setiap minggu selama radioterapi.
Cisplatin bekerja dengan mengikat DNA sel kanker dan menyebabkan kerusakan DNA yang mengganggu replikasi dan transkripsi, sehingga memicu apoptosis. Efektivitasnya ditingkatkan dengan radioterapi, yang membuat sel kanker lebih sensitif terhadap radiasi. Studi dari New England Journal of Medicine (NEJM) dan GOG 120 menunjukkan bahwa CCRT dengan cisplatin meningkatkan OS dan DFS (disease-free survival) dibandingkan radioterapi saja, dengan penurunan risiko kekambuhan lokal yang signifikan.
Penelitian yang diterbitkan di NEJM tersebut mengungkapkan bahwa pasien yang menerima CCRT dengan cisplatin menunjukkan peningkatan OS yang signifikan dibandingkan dengan mereka yang menerima radioterapi saja. Dalam studi tersebut, CCRT dengan cisplatin dikaitkan dengan peningkatan kelangsungan hidup lima tahun secara signifikan, dengan risiko relatif kematian sebesar 0.61 (interval kepercayaan 95%, 0.44 hingga 0.85) dan peningkatan PFS dengan risiko relatif progresi penyakit atau kematian sebesar 0.57 (interval kepercayaan 95%, 0.42 hingga 0.78). Selain itu, data dari penelitian GOG 120 mendukung temuan ini dengan menunjukkan bahwa penambahan cisplatin pada radioterapi tidak hanya memperpanjang OS tetapi juga meningkatkan DFS, mengurangi risiko kekambuhan lokal dan metastasis jauh.
Panduan dari ESGO/ESTRO/ESP yang dipublikasikan di International Journal of Gynecological Cancer (IJGC) juga mendukung penggunaan CCRT sebagai standar pengobatan untuk kanker serviks tahap lanjut. ESGO/ESTRO/ESP merekomendasikan CCRT dengan cisplatin sebagai pilihan pengobatan utama karena kombinasi ini memberikan keseimbangan optimal antara efektivitas tinggi dan profil toksisitas yang dapat diterima. Meskipun ada beberapa efek samping seperti nefrotoksisitas dan neurotoksisitas, profil toksisitas cisplatin dianggap dapat dikelola dengan monitoring yang tepat dan intervensi suportif. Penelitian ini menunjukkan bahwa kombinasi cisplatin dan radioterapi tidak hanya memperbaiki OS tetapi juga mengurangi risiko kambuh dan metastasis pada pasien dengan kanker serviks tahap lanjut. Data ini menegaskan bahwa CCRT dengan cisplatin memberikan keuntungan terapeutik yang signifikan dibandingkan dengan monoterapi radioterapi.
Dengan bukti klinis yang kuat dan dukungan dari berbagai panduan internasional, CCRT dengan cisplatin tetap menjadi standar emas dalam pengobatan kanker serviks tahap lanjut, memberikan harapan baru bagi pasien dengan prognosis yang lebih baik dan kualitas hidup yang lebih tinggi.